Senyumperawat.com – Depresi pada usia lanjut
bukan merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh patologi tunggal, tetapi
biasanya bersifat multifaktorial. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan depresi
antara lain:
bukan merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh patologi tunggal, tetapi
biasanya bersifat multifaktorial. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan depresi
antara lain:
#Susunan kimia otak dan
tubuh
tubuh
Beberapa bahan kimia
didalam otak dan tubuh tampaknya memegang peranan yang besar dalam
mengendalikan emosi. Pada orang depresi ditemukan dalam jumlah bahan kimia
tersebut. Hormon nor-adrenalin yang memegang
peranan utama dalam mengendalikan otak dan aktivitas tubuh tampaknya berkurang pada mereka yang mengalami depresi. Pada
wanita perubahan hormon dapat meningkatkan resiko terjadinya depresi.
didalam otak dan tubuh tampaknya memegang peranan yang besar dalam
mengendalikan emosi. Pada orang depresi ditemukan dalam jumlah bahan kimia
tersebut. Hormon nor-adrenalin yang memegang
peranan utama dalam mengendalikan otak dan aktivitas tubuh tampaknya berkurang pada mereka yang mengalami depresi. Pada
wanita perubahan hormon dapat meningkatkan resiko terjadinya depresi.
#Kepribadian depresif
Orang yang mempunyai
kepribadian depresif (terus-menerus bersikap sedih dan putus asa) membuat
mereka terasing dalam masyarakat dan akibatnya mengakibatkan terjadinya
depresi.
kepribadian depresif (terus-menerus bersikap sedih dan putus asa) membuat
mereka terasing dalam masyarakat dan akibatnya mengakibatkan terjadinya
depresi.
#Stress

dicintai, kehilangan pekerjaan, pindah rumah atau stress yang berat dianggap
dapat menyebabkan depresi. Reaksi terhadap stress seringkali ditangguhkan dan
depresi dapat terjadi beberapa bulan sesudah peristiwa itu terjadi.
#Penyakit fisik
Lansia yang menderita penyakit fisik atau kondisi kelumpuhan yang lama
seperti arthritis rematoid dapat berakhir dengan depresi.
seperti arthritis rematoid dapat berakhir dengan depresi.
Klasifikasi
#Penggolongan depresi menurut
penyebabnya:
penyebabnya:
- Depresi reaktif. Pada depresi reaktif, gejalanya diperkirakan akibat
stress luar seperti kehilangan seseorang atau kehilangan pekerjaan. - Depresi endogenus. Pada depresi endogenus gejalanya terjadi tanpa
dipengaruhi faktor luar. Seorang psikiater mendiagnosa seorang pasien menderita
depresi endogenus jika mereka menunjukkan tanda–tanda sedih menarik diri dan
mempunyai beberapa gejala berikut ini:
- Hilangnya hasrat seks
- Anoreksia atau
kehilangan berat badan - Kelambatan fisik dan
mental atau kegelisahan serta agitasi - Bangun pagi-pagi
- Perasaan bersalah
- Tidak menikmati apa-apa
- Suasana sedih yang
menetap yang tidak berubah walaupun hal menyenangkan terjadi - Suasana hati sedih yang
berbeda dari kesedihan biasa.
#Penggolongan depresi
menurut gejalanya
menurut gejalanya
- Depresi neurotik. Terjadinya depresi neurotik biasanya setelah mengalami
peristiwa yang menyedihkan, tetapi yang jauh lebih berat daripada biasanya.
Penderitanya seringkali dipenuhi trauma emosional misalnya kehilangan orang
yang dicintai, pekerjaan, barang berharga atau seorang kekasih. Gejalanya
berupa gelisah, cemas, ketakutan yang abnormal. - Depresi psikotik. Secara tegas istilah psikotik harus dipakai untuk
penyakit depresi yang berkaitan dengan delusi dan halusinasi atau keduanya.
Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik yang
terjadi pada usia lanjut antara lain: apatis, penarikan diri dari aktivitas sosial, gangguan memori, menurunnya perhatian serta
memburuknya kognitif secara nyata, penurunan nafsu makan, sukar tidur.
terjadi pada usia lanjut antara lain: apatis, penarikan diri dari aktivitas sosial, gangguan memori, menurunnya perhatian serta
memburuknya kognitif secara nyata, penurunan nafsu makan, sukar tidur.
Depresi pada usila
sering kali kurang atau tidak terdiagnosis karena hal sebagai
berikut:
sering kali kurang atau tidak terdiagnosis karena hal sebagai
berikut:
- Penyakit fisik yang
diderita seringkali mengacaukan gambaran depresi antara lain: mudah lelah, dan
penurunan berat badan. - Golongan usila
seringkali menutupi rasa sedihnya dengan justru menunjukkan bahwa dia lebih
aktif - Kecemasan,
obsesinasionalitas, hysteria dan hipokondria yang diperlukan penelitian untuk
konstipasi. - Sering merupakan gejala
depresi justru sering menutupi depresinya. Penderita dengan hipokondria
misalnya justru sering dimasukkan ke bangsal penyakit dalam atau bedah (karena Masalah
sosial yang juga diderita seringkali membuat gambaran depresi menjadi lebih
rumit
Pemeriksaan Penunjang
- Skala Depresi Geriatrik
(SDG). Suatu kuesioner terdiri dari 30 pertanyaan
yang harus dijawab “Ya” atau “Tidak”. - Skala Depresi
Rentang-Mandiri Zung. Terdiri dari 10
pernyataan positif dan 10 pernyataan negatif yang dijawab dengan waktu yang
sudah ditentukan. - Kuesioner Kesehatan Umum
(KKU). Instrumen penggunaan mandiri yang terdiri
dari enam perubahan deteksi ada tidaknya distres psikiatri. - Inventaris Depresi Back
(IDB). Terdiri dari pertanyaan yang berkenaan dengan
21 karakteristik depresi. - Pusat untuk Studi Epidemologis
Skala Depresi (PSE-D). Instrumen ini terdiri
dari 20 pokok pernyataan. - Instrumen yang lain adalah
Jadwal Wawancara Diagnostik (JWD), Campuran
Wawancara Diagnostik Internasional, CAMDEX (Cambridge Mental Disorders of The
Elderly Examination), Canbera Interview for the Elderly (CIE), dan lain-lain.
#Daftar Pustaka
Darmojo,R. Boedie dan H. Hadi Martono (2004).
Buku Ajar geriatrik (Ilmu Kesehatan Usai
Lanjut). Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Buku Ajar geriatrik (Ilmu Kesehatan Usai
Lanjut). Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Nugroho, Wahyudi (1991). Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC
StanlEy, Mickey (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC
Maramis, Wf (1994). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.
Residen bagian Psikiatrik UCLA (1997). Buku saku Psikiatrik. Jakarta: EGC